Dilansir dari Kantor Berita Hawzah, seri kajian Mahdawiyah yang berjudul "Menuju Masyarakat yang Ideal" dengan tujuan menyebarkan ajaran dan pengetahuan seputar Imam Zaman Afs., yang akan disajikan kepada kalian, para cendekiawan terhormat.
Mengenai urgensi keberadaan Imam, terdapat banyak argumen yang dapat dikemukakan, namun kami akan mencukupkan diri dengan satu penjelasan sederhana:
Alasan yang sama yang menjelaskan kebutuhan umat manusia akan seorang Nabi, juga menjadi dasar kebutuhan umat manusia akan seorang "Imam". Karena di satu sisi, Islam adalah agama terakhir dan Nabi Muhammad SAW adalah penutup para nabi, maka secara logis Islam harus mampu memenuhi seluruh kebutuhan umat manusia hingga hari Kiamat.
Di satu sisi, Al-Qur'an al-Karim telah menyampaikan prinsip-prinsip umum serta pokok-pokok hukum dan pengetahuan Ilahi, sementara penjelasan dan rinciannya diserahkan kepada Rasulullah SAW. ¹
Namun jelas bahwa Rasulullah SAW sebagai pemimpin umat Islam, menyampaikan penjelasan ayat-ayat suci sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas masyarakat Islam di zamannya. Maka dari itu, harus ada seorang penerus yang layak yang—seperti beliau—terhubung dengan samudera ilmu Allah SWT yang tak bertepi, agar mereka dapat menjelaskan hal-hal yang belum sempat dijelaskan secara rinci oleh Rasulullah SAW, dan (mereka) menjawab kebutuhan orang-orang Islam di setiap zaman.
Dalam sebuah riwayat yang diriwayatkan oleh kaum Syiah dan Sunni dari Rasulullah SAW, beliau bersabda:
«اِنّی تارِکٌ فیکُمُ الثَّقَلَینِ کِتابَ اللّهِ وَ عِتْرَتی؛ ما اِنْ تَمَسَّکْتُمْ بِهِما لَنْ تَضِلّوُا بَعْدی اَبَداً.»
"Sesungguhnya aku tinggalkan bagi kalian dua pusaka yang berat: Kitabullah (Al-Qur'an) dan Itrati (Ahlulbaitku). Selama kalian berpegang teguh pada keduanya, niscaya kalian tidak akan tersesat selamanya setelah kematianku." ²
Berdasarkan hadis ini, kehadiran Itrat (keturunan) Rasulullah SAW bersama Al-Qur'an menjadi suatu keharusan.
Selain itu, para Imam as. adalah penjaga warisan yang ditinggalkan oleh Rasulullah SAW, sekaligus penjelas dan penafsir hakikatnya Al-qur'an. Tujuannya supaya agama Allah tidak menjadi sasaran distorsi oleh orang-orang yang memiliki agenda tersembunyi dan musuh-musuh Islam, sehingga ajaran suci ini tetap murni dan suci hingga hari Kiamat.
Lebih dari itu, "Imam" sebagai manusia sempurna (al-Insān al-Kāmil) merupakan suri tauladan dalam seluruh dimensi kehidupan kemanusiaan. Umat manusia sangat membutuhkan sosok teladan seperti ini, agar dengan bimbingan dan petunjuknya, mereka dapat ditempa sesuai dengan martabat kemanusiaan mereka yang sempurna, dan di bawah cahaya bimbingan Rabb alam semesta ini, mereka terlindungi dari penyimpangan serta jebakan hawa nafsu mereka sendiri dan godaan serta rayuan para setan.
Imam Ja'far Shadiq as. dalam masalah ini bersabda:
«إِنَّ اَلْأَرْضَ لاَ تَخْلُو إِلاَّ وَ فِیهَا إِمَامٌ کَیْمَا إِنْ زَادَ اَلْمُؤْمِنُونَ شَیْئاً رَدَّهُمْ وَ إِنْ نَقَصُوا شَیْئاً أَتَمَّهُ لَهُمْ.»
"Sesungguhnya bumi tidak akan pernah kosong dari seorang Imam(Pemimpin), supaya ketika orang-orang beriman menambahkan sesuatu (kepada agama), beliau mengembalikan mereka (dari kesesatan itu), dan jika mereka mengurangi sesuatu, beliau menyempurnakannya untuk mereka."³
Dari uraian di atas, menjadi jelas bahwa kebutuhan umat manusia terhadap Imam adalah kebutuhan yang vital. Beberapa tugas utama Imam antara lain:
· memimpin dan menyelesaikan urusan masyarakat (Pembentukan pemerintahan)
· menjaga kemurnian agama dan ajaran Nabi dari distorsi, serta menjelaskan Al-Qur'an dengan benar.
· Membimbing Tazkiyatun Nafs dan Spiritual Umat Manusia.⁴
Pembahasan ini masih berlanjut...
Catatan:
1. Allah SWT berfirman kepada Rasulullah SAW dalam Al-Qur'an:
2. Bihar Al-Anwar, Jil.2, hal. 100.
3. Al-kafi, Jil. 1, hal. 178.
4. Perlu ditegaskan, bahwa "pembentukan pemerintahan" oleh seorang Imam Maksum sangat bergantung dengan kondisi dan situasi. Akan tetapi, tugas-tugas (Imam) lainnya tetap terlaksana, bahkan di masa ghaibah (kegaiban) beliau. Tentu saja, peran-peran tersebut akan menjadi lebih berdampak dan nyata ketika Imam telah muncul (Zuhur) dan hadir secara terang-terangan di tengah umat.
Penting juga untuk dicatat bahwa yang dibahas dalam konteks ini adalah kebutuhan manusia akan Imam dalam kehidupan spiritual-Nya. Adapun, kebutuhan seluruh alam semesta terhadap "wujud (kehadiran) Imam" secara keseluruhan akan diuraikan lebih lanjut dalam pembahasan "Manfaat Imam yang Ghaib", insyaallah.
Your Comment